Loyalitas dan Solidaritas

Loyalitas dan solidaritas merupakan 2 dari 5 nilai yang dipegang teguh oleh HIMAMIKRO ‘Archaea’ ITB. Kedua nilai tersebut tercantum di dalam AD/ART. Kedua nilai ini dianggap penting karena berangkat dari kedua nilai inilah, pergerakan dan arah gerak suatu himpunan bisa terlaksana.
Menurut GDK Arkana, loyalitas merupakan rasa cinta kepada himpunan dan terus bergerak kemanapun himpunan tersebut mengarah. Loyalitas menandakan bahwa massa ingin selalu mengembangkan himpunannya. Sementara solidaritas sendiri berarti rasa sama rasa dan sepenanggungan antar anggota. Nilai solidaritas lah yang memampukan massa himpunan untuk tidak lelah bekerja dan menggali lebih dalam dari himpunannya. Jika bisa ditarik kesimpulan, maka loyalitas mengarah kepada hubungan vertikal antara massa dan himpunan, sementara solidaritas mengacu kepada hubungan horizontal antara massa himpunan.

Sebuah perspektif baru juga sudah saya dapatkan setelah berbincang dengan Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil ITB, Malvin Heraldo. Sesuai penurutan beliau, di dalam HMS sendiri tidak tercantum secara implisit nilai solidaritas dan loyalitas. Namun, analogi yan sama dengan kedua nilai tersebut yang juga dimiliki oleh HMS adalah kekeluargaan. Menurutnya, kekeluargaan yang dibangun akan menjadikan rasa nyaman. Rasa nyaman ini merupakan salah satu tingkat tertinggi dalam skala kekeluargaan. Rasa nyaman ini bisa ditunjukkan dari komunikasi yang intens antar anggota serta rasa tenggan rasa yang terpupuk di dalam hubungan antar anggotanya. Kenyaman (kekeluargaan) inilah yang nantinya akan mendorong massa himpunan, untuk solid kepada sesamanya, dan juga setia kepada himpunannya. Manusia yang sudah merasa nyaman akan selalu menganggap objek tersebut adalah rumah dia berpulang. Oleh karena itu, melalui kekeluargaan, massa dengan sendirinya ingin mengatualisasikan dirinya di himpunan. Dalam hal ini, saya menangap bahwa untuk menciptakan solidaritas dan loyalitas, diperlukan tahap awal yang bisa dicoba untuk memingkatkan implementasi kedua nilai terebut, yaitu internalisasi berupa kekeluargaan.

Perspektif baru yang bisa saya daptkan adalah bahwa loyalitas sesorang terhadap himpunan tidak sesederhana memenuhi presensinya dalam semua forum himpunan. Seperti yang tadi sudah dibilang, salah satu bentuk implementasi loyalitas adalah memajukan himpunan. Memajukan himpunan tidak hanya berupa menyumbangkan ide saat forum, namun bisa berupa karya ataupun ide lainnya yang dihasilkan melalui pemikiran secara individu. Sebuah contoh menarik diberikan oleh salah satu teman saya, yaitu Joey. Joey mengatakan bahwa dia setuju untuk kita memilih kegiatan himpunan yang sesuai dengan minat dan kepribadian kita. Pada dasarnya, massa membutuhkan himpunan dan himpunan membutuhkan massa untuk bergerak, sehingga diperlukan sinergisasi antara minat massa dan arah gerak himpunan, sehingga hasil yang didapatkan bisa maksimal.

Pada akhirnya, semua nilai ini hanyalah teori belaka jika tidak diimplementasikan dan dipupuk. Seperti yang tadi sudah ditulis, solidaritas dan loyalitas bisa dibangun oleh rasa nyaman antara massa maupun massa dengan himpunan. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dicoba untuk menanamkan atau memupuk kedua nilai tersebut adalah dengan internaslisasi.

Related posts:

Durante as aulas de design de interação e marketing digital ministradas no decorrer do curso MBA em Marketing Digital e Gestão de Mídias Sociais pela Faculdade Metropolitana de Manaus (FAMETRO), foi…

If we climb a little higher up the tree, we arrive in 16th century France, where the word is used to signify emptiness or vacancy. In English, we use this word to mean “uncertain” but the same word…

The Torus Team will be heading to Seoul to attend Korea Blockchain Week 2019 and host several ancillary events. Our first collaborative event with Binance Labs and Block Crafters VC, the Game Oasis…